Telp : (0274) 550843 Ext 512
- Bahasa Indonesia
- English
Jerman-FBS. Belajar Bahasa Jerman langsung di negara Jerman secara gratis tentu bukan menjadi mimpi lagi. Banyak lembaga yang memberikan penawaran beasiswa ke Jerman, salah satunya yaitu The German Academic Exchange Service (DAAD). DAAD memfasilitasi para mahasiswa S1 maupun S2 untuk kursus di musim panas selama satu bulan. Program ini biasa disebut HSK (Hochschulsommerkurs), kursus ini bertujuan agar para mahasiswa asing dapat mengenal bahasa dan budaya Jerman secara langsung. Sesuai dengan namanya (HSK), program beasiswa ini diselenggrakan di universitas-universitas ataupun institut di seluruh Jerman pada bulan Juni hingga November.
Setiap tahun Prodi Jerman secara rutin telah mendapatkan kesempatan mengirimkan mahasiswa terbaiknya untuk mendapatkan kesempatan kursus musim panas di Jerman. Untuk tahun 2019, terdapat dua mahasiswa yaitu Wulan Indah Chahyani dan Maria Sasmita. Selama di Jerman, mereka berada di tempat yang berbeda. Wulan ditempatkan di kota Düsseldorf sementara Maria di kota München.
Kali ini kita akan menyimak pengalaman dari Wulan Indah Chahyani selama mengikuti kursus musim panas di kota Düsseldorf. Berikut penuturannya.
“Saya akan berbagi pengalaman mengenai HSK 2019 yang dilaksanakan di IIK Düsseldorf pada 30 September hingga 25 Oktober 2019 dengan tema bahasa Jerman untuk kuliah dan bekerja „Deutsch für Studium und Beruf“. Kursus ini terdiri dari 100 jam pelajaran yang ditempuh dalam waktu 4 minggu. Waktu kursus terbagi menjadi dua yaitu pagi (9.00-13.00) dan sore hari (14.00-18.00). Kursus ini hanya berlangsung 5 hari tiap minggunya, yaitu mulai dari Senin hingga Jumat. Saya mendapatkan waktu kursus di pagi hari. Sebelum kursus dimulai terdapat Einstufungstest atau tes penempatan level bahasa Jerman. IIK Düsseldorf menyediakan 10 level/tingakan dan saya berada pada level 6a (B1+). Keterampilan Bahasa yang dipelajari seperti mendengarkan, membaca, menulis dan berbicara. Pada akhir sesi kursus akan ada tes bahasa dan memperoleh sertifikat.
Dalam satu minggu terdapat dua guru yang mengajar secara bergantian untuk grammatik dan keterampilan (membaca, menulis, dan mendengarkan). Tentunya guru yang ada di IIK sudah berkualifikasi dan berpengalaman. Metode pengajaran yang digunakan cukup bergam, seperti permainan, bermain peran, dan berdiskusi. Bagian yang paling saya sukai adalah berdiskusi karena semua orang bebas berpendapat dan memiliki pemikiran yang unik. Setiap hari akan diberikan tugas rumah untuk menambah pemahaman pelajaran yang telah disampaikan. Di sini tersedia pula tempat untuk berkonsultasi tugas setelah jam kursus berakhir. Pembelajaran tidak hanya terbatas pada kelas seperti kursus pada umumnya, IIK menyediakan fasilitas untuk memperbaiki dan meningkatkan Bahasa Jerman yaitu misalnya dengan mengobrol bersama di Café atau mengadakan piknik saat cuaca cerah.
Peserta kursus yang ada di sini berasal dari berbagai negara dan benua dan dalam satu kelas terdapat minimal 18 orang serta maksimal 25 orang. Penerima beasiswa HSK DAAD di sana tidak hanya dari Indonesia saja namun terdapat pula dari negara Mesir, Benin, dan Belgia. Berbagai macam latarbelakang dan budaya peserta kursus menambah jejaring pertemanan dan juga membuat pikiran saya lebih terbuka terhadap dunia yang luas ini.
Berpartisipasi dalam program ini tidak hanya mengenal dan belajar bahasa Jerman saja, namun juga mengenal budaya Jerman langsung. Pada akhir pekan atau setelah jam kursus terdapat berbagai macam kegiatan yang dapat dilakukan, contohnya seperti kelas memasak, teater, mengunjungi museum, karaoke, menonton film atau bahkan menonton pertandingan bola di Stadion.
Selain tempat kursus, tempat tinggal merupakan hal yang perlu dipikirakan sebelum berada di Jerman. Pada umumnya tempat tinggal di Jerman dapat disewa minimal 6 bulan, sedangkan untuk program ini hanya berlangsung satu bulan saja. Kemudahan yang diberikan IIK Düsseldorf yaitu menyediakan tempat tinggal yang berada di tengah kota, sehingga dapat menjangkau semua tempat seperti supermarket, perpustakaan, toko buku, apotek, restaurant, stasiun maupun bandara. Durasi dari tempat tinggal dan tempat kursus hanya 20 menit menggunakan U-Bahn. Karena selama satu bulan akan selalu menggunakan transportasi umum, untuk itu tiket bulanan atau Monatskarte menjadi pilihan yang cocok.
Tempat tinggal yang ada di Jerman tentunya berbeda dengan di Indonesia. Saya memilih tempat tinggal seperti apartemen yang ditempati oleh beberapa orang dan terdapat dapur dan kamar mandi yang akan digunakan bersama. Beruntungnya tempat tinggal ini sudah dilengkapi oleh beberapa perabotan. Penghangat ruangan atau Heizung sangat penting, karena saat itu sudah memasuki musim gugur. Saya memilih kamar untuk dua orang, selain lebih murah untuk uang sewa, namun juga sangat membantu saya dalam meningkatkan bahasa Jerman.Saat kursus mungkin hanya teori saja yang dipelajari, namun pengalaman yang tidak dapat dibeli yaitu saat mempraktekan Bahasa Jerman langsung. Seperti contohnya saat berbelanja, bertanya pada orang di jalan, atau saat berada di stasiun. Berikut merupakan pengalaman saya dalam mengikuti program HSK 2019”. (AKS-WSC)
Copyright © 2024,